melupakanmu
Apakah harus selarut ini untuk mengundang kantuk?
Apakah harus setegar ini untuk menghentikan tangis?
Apakah mudah bila rasa yang tadinya tidak ada menjadi ada?
Melupakanmu.
Di persimpangan kala hujan. Kau datang
dengan mengayuh sepeda. Sepeda yang seharusnya berboncengan tetapi kau sendiri
melawan derasnya angin. Aku berlari untuk mencari tempat berteduh. Sementara kau
tertawa riang di atas kayuhan sepedamu itu.
Kau semakin jauh dan hilang ditelan
derasnya air hujan. aku masih berlari menuju persimpangan. Di sana ada pos
penjaga yang bisa digunakan untuk berteduh. Aku bisa saja berlari menuju rumah.
Tetapi aku tidak menyukai hujan. Aku akan menunggu reda meski harus mengenakan
seragam basah.
Akhirnya aku samapai di perteduhan.
Tiba-tiba saja kau datang. Dari kejauhan aku melihatmu kembali dengan sepedahmu
itu. Kau ingat, bukan? Saat itulah aku mencintaimu. Kau datang ke hadapanku. Kau
menawariku untuk ikut bersamamu. Maaf, aku menolak ajakanmu. Kebencianku kepada
hujan mengalahkan kecintaanku padamu saat itu. Aku tahu kau sangat mencintai
hujan. kau mengajakku untuk merasakan keseruan dan bagaimana asyiknya saat satu persatu air hujan yang jatuh kewajahmu. Tapi aku tidak bisa mencintai
hujan seperti kau mencintainya. Aku membenci hujan lebih dari apapun saat kau
memutuskan pulang dan tidak ikut berteduh kala itu.
Kau mengayuh lagi sepedamu sambil
tersenyum kearahku. Bodoh, seharusnya aku tahu itu senyuman terakhirmu. Sekali lagu Kau hilang di tengah derasnya hujan. Sayangnya kau menghilang tidak untuk
kembali. Mobil hitam menabrak sepeda itu. Dia terpental bersamaan dengan
dirimu. Andai saja saat itu aku ikut denganmu. Mungkin kita akan mengayuh
sepeda bersama di surga sana.
Apakah harus selarut ini untuk mengundang kantuk?
Apakah harus setegar ini untuk menghentikan tangis?
Apakah mudah bila rasa yang tadinya tidak ada menjadi ada?
Melupakanmu.
Hujan menghilangkannya dari pandang dan juga dari bayang. Tp saya suka hujan, 😊 keren puisi nyaa
ReplyDeleteMakasiihh 😊, Saya juga suka hujan kok hihi
DeleteMungkin tak perlu melupakan, hanya perlu menyimpannya sebagai kenangan
ReplyDeleteMungkin lebih kepada depresi kak,, Gimana sih melihat orang yang dicinti mati dihadapan kita sendiri.
DeleteNgeri amat ya haha