MANTAN




Aku bermudik setelah sehari lebaran, biasa kebanyakan orang menyebutnya H+1. Setelah dirumah seperti kebanyakan orang, bersalaman dan maaf-maafan kemudian bersaparia dengan keluarga. Singkat cerita, ada seorang wanita menggandeng seorang anak kecil. Berjalan mendekati rumah dan tersenyum. Karena pintu rumah kami buka lebar sehingga para tamu yang berdatangan terlihat jelas. Wanita itu tak terlihat asing. Wajah dan senyumnya. sosok yang lama aku rindukan. Dia ternyata wanita yang aku pernah impi-impikan. Bersamanya adalah cita-cita terbesar yang pernah aku miliki. Tetapi ada beberapa kendala dalam hubungan kita. Sehingga cita itu menjadi duka. Kini wanita itu aku sebut mantan. Ia telah menikah dengan seorang pria baik dan bertanggung jawab. Kami bersahabat, mantanku sendiri yang mengenalkanku dengan suaminya. Kami sudah saling menerima dengan keadaan kami -sempat memiliki hubungan- tetapi tali silaturahmi harus saling terjalin rapi.
Wanita itu tiba dihadapanku. ia mengucap salam dan menyapa "Assalamu'alaikum, hai apa kabar?" tegurnya, menyapa. "Aku baik, kau bagai mana? oh iya mana suamimu?" tanyaku sekaligus. "Ah dia mudik kekampungnya di Medan" "Ayok salaman sama om!" tambahnya, kepada anaknya. "oh hai, cantik" menegur anaknya yang kebetulan wanita. Mirip sekali dengan ibunya yang cantik. Membicarakan soal anak. Dia -Mantanku- bertanya. "Mana calonmu?" Plakk, seperti di gampar. "Em... belum ada hehe" jawabku, lugu. "Duh! Gimana kamu ini" memperlihatkan raut wajah kecewa "Aku sudah mau punya dua loh!" sambil mengelus-elus perutnya yang agak buncit. "Oh yah, sudah berapa bulan?" tanyaku penasaran. "Sekitar tiga bulan. Hus jangan mengalihkan pembicaraan. Mau sampai kapan kamu begini?! apa perlu aku carikan?" "Gak usah, aku lagi nyari juga kok" menunduk "Nyari yang kaya!" "Ahh kamu ini haha cowok matre dasar" tawanya lepas. Aku pun ikut tertawa. Disela tawa "Kaya kamu!" ungkapku dalam hati.

Kang Har

0 komentar:

Post a Comment

Kunang-kunang kehidupan

Barang kali, jika malam tidak segelap ini Orang akan lupa rasanya terlelap didalam gelap /Sunyi ini memang memaksa kita untuk tetap tingg...