Cinta Tanpa Tanya
Menduga itu adalah sesuatu yang tak baik. Terakhirkali aku
melakukannya adalah saat matahari terbenam dan kau pergi meninggalkan aku
sendiri. Memang semua ini salahku karna
menyimpan rasa dengan tanya. Baiknya hal itu tidak harus ada. Sebab rasa dengan
tanya bukanlah paduan yang sempurna. Keraguan dan kecurigaan disetiap kali
menjalani hari bersama dengannya. Hubungan seperti ini tidak akan mungkin
berjalan dengan baik, bukan?!
Saat itu aku menemukan kekasihku Roni dengan seorang wanita.
Aku sudah banyak mendengar dari teman-teman di kampus bahwa mereka berdua
memiliki kedekatan. Tanya dalam hubungan kamipun muncul sebagai orang ketiga. Hingga
sore kala itu, Kedua mataku melihat mereka berduaan. Aku bukan typical orang yang hanya bisa duduk
dan menyaksikan sesuatu yang buruk begitu saja. Si bodoh ini mencoba
memberanikan diri dan mendatangi mereka. Bodoh adalah kata yang tepat. Aku
menghampiri mereka dengan membawa sesuatu yaitu emosi.
“Oh! Jadi benar kata teman-temanku!” Bentakku.
“Mirna!” Roni terkejut melihatku. Sementara wanita itu diam
tanpa kata.
Si bodoh ini mengambil salah satu gelas dan menyiramkan
airnya ke atas kepala wanita itu. Rasa telah terbakar api amarah. Fikiranku telah
penuh dengan perkataan buruk tentang mereka berdua.
“Mirna! Aku bisa jelasin ini semua.” Jelas Roni.
Aku lepas kendali kemudian menampar Roni. Tanpa memberinya
kesempatan berbicara.
Dia hanya menatapku tajam. Sadar bahwa penjelasan dari mulutnya tak akan merubah keadaan. Roni pun memutuskan pergi.
Dia hanya menatapku tajam. Sadar bahwa penjelasan dari mulutnya tak akan merubah keadaan. Roni pun memutuskan pergi.
Senja datang dengan warna jingga yang menyakitkan. Karna kebenaran
muncul jauh setalah malam.
Sudah beberapa bulan aku tak pernah menghubungi Roni. Sudah
sering mencoba tetap saja tak bisa. Aku membutuhkan sebuah momen untuk sekedar
meminta maaf dan mengakhirinya dengan baik. Meski pun rasa ini masih melekat
tak mau lepas.
Bersambung...
Bersambung...
Ehhmmm.... Menarik... Semoga menjadi lebih apik nanti ya, ditunggu tulisan berikutnya... Salam.
ReplyDeleteApik dalam bentuk apa bang :) Tulisannya gak sesuai KBBI ya hehe
DeleteBagus.. 😊
ReplyDeleteTerimakasih. ini outline. nanti ada kelanjutannya kok. Insya Allah :)
DeleteLanjutkan
ReplyDeleteWadawwww ngeri yahh,di tunggu kelanjutannya.
ReplyDeleteTerakhir kali_nya kurang spasi kayaknya hehehe
Siaap :D
Deletenantikan kelanjutannya. Insya Allah
Ditunggu lanjutannya
ReplyDeleteSiap :)
DeleteDitunggu kelanjutannya...
ReplyDeleteAwal yang menarik langsung ke konflik
Siap, outline ini akan dilanjutkan. mohon dukungannya :)
DeleteLebih klimaks kayanya lebih asik, ditunggu kelanjutannya kak...
ReplyDeleteSiap. Mohon dukungannya :)
DeleteMdh" gak nampar lagi hehehe
ReplyDeleteKayaknya bakal nampar deh. Soalnya tokoh mau di buat menyesali perbuatannya :D
Deleteoutline nya akan dilanjutkan nanti. Mohon dukungannya :)
Di tunggu kelanjutannya
ReplyDeleteTerimakasih atas kunjungann dan apresiasinya. Akan saya lanjutkan. Mohon dukungannya :)
DeleteBikin penasaran,, ditunggu lanjutannya :)
ReplyDeleteterimakasih. Nantikan kelanjutannya ya. Mohon dukungannya :)
DeleteLanjutkan
ReplyDeleteCiyaap, mohon dukungannya :)
Delete