Aku
Cinta
Senang bertemu dia yang kini jadi pujaan. Di atas bus kota saat senja tiba. Biasa pulang kerja saat sore hari. Sore, alur hidupku yang kalian temukan akan seru untuk diceritakan. Bukan siang yang hanya kerja dan kerja mencari uang. Busku datang dan aku naik kemudian mencari, barang kali ada bangku kosong yang bisa aku duduki. "Hmmm..." kalian tahu sendiri jakarta di sore hari. Orang ramai pulang kerja tentu padatnya sepeti apa. "Fine! Tidak ada tempat."
Tanganku meraih besi dingin di atas pundak. Di luar keadaan mulai gelap. Keadaan yang tak pernah bosan untuk aku lihat. Bus pun berjalan. Berhenti lagi nanti dihalte selanjutnya.
Yup! halte berikutnya sudah sampai. Beberapa orang turun dan beberapa naik. Kebanyakan yang naik, justru. Sesak... berdiri wanita di hadapanku. Dengan pakaian SMA-nya, dia asyik mendengarkan lagu. Aku bisa tahu dari headset yang dia kenakan. Kepalanya mendayu mengikuti alunan. Entah lagu apa yang dia dengarkan. Seperti menggambarkan sekali, cerita dia di hari ini.
Tanganku jahil menarik satu headset dari sebelah telinga kirinya.
Dia terhentak, kaget kemudian menengadahkan kepalanya. Melihat ternyata yang melakukannya adalah aku.
Wanita itu memukul dadaku pelan. Aku pun tertawa melihat reaksi terkejutnya.
Dengan sedikir membetulkan rambut panjangnya yang terjatuh. Menyembunyikan di balik telinga kiri.
"Hai, Mas!" tersenyum manis.
"Hai, cantik!" jawab sapaannya. Memujinya adalah hal yang biasa.
Diusianya yang jauh di bawahku, mungkin dia sudah terbiasa dan menganggapku hanya sebagai kakak.
Kick kisah sebelumnya
Selanjutnya...
Tanganku jahil menarik satu headset dari sebelah telinga kirinya.
Dia terhentak, kaget kemudian menengadahkan kepalanya. Melihat ternyata yang melakukannya adalah aku.
Wanita itu memukul dadaku pelan. Aku pun tertawa melihat reaksi terkejutnya.
Dengan sedikir membetulkan rambut panjangnya yang terjatuh. Menyembunyikan di balik telinga kiri.
"Hai, Mas!" tersenyum manis.
"Hai, cantik!" jawab sapaannya. Memujinya adalah hal yang biasa.
Diusianya yang jauh di bawahku, mungkin dia sudah terbiasa dan menganggapku hanya sebagai kakak.
Kick kisah sebelumnya
Selanjutnya...
0 komentar:
Post a Comment