Larangan Adzan Memicu Semangat Juang – Buya Hamka




Malam ini, akan kami ceritakan sebuah kisah yang terjadi pada zaman dahulu. Kisah tentang peperangan di Cilegon pada tahun 1888, lantaran adanya larangan adzan. Kisah yang ditulis oleh Buya Hamka dalam bukunya yang berjudul : Dari Perbendaharaan Lama.

Berawal dari terusiknya umat islam yang disebabkan oleh Meneer kompeni penjajah dan para pejabat lokal yang menjadi centeng mereka. Para Meneer perotes dengan suara adzan dan solawat tarhim yang sering diperdengarkan dari menara-menara Langgar dan Mesjid.

Puncak kemarahan umat adalah pada saat mereka mulai menghancurkan menara-menara tersebut. Mereka beralasan bahwa Adzan dan solawat yang mereka lantunkan kerapkali mengganggu anak Asisten Residen Gabriel, salah seorang pejabat tinggi Belanda.

Akibat dari perlakuan mereka yang semena-mena itu. Para ulama naik pitam. Jelas, mereka tidak terima atas pelarangan adzan dan juga solawat yang merupakan ciri khas umat islam. Kemudian pada hari senin di tanggal 11 Juli 1888, akhirnya pemberontakan pun terjadi. Umat islam mengangkat senjata untuk berjuang melawan kecongkakan para Kompeni Belanda.

Malam hari menjelang subuh. Pasukan yang dipimpin oleh H. Wasith dan H. Ismail bergerak mengepung kota Cilegon. Mereka tersebar menjadi dua kubu. Kubu pertama dipimpin oleh H. Wasith bertugas untuk menggempur bagian utara, sementara kubu kedua yang dipimpin oleh H. Ismail menggempur bagian selatan. Target utama dari penyerangan ini adalah untuk memburu para pejabat dan pegawai kolonial Belanda yang berani memerintahkan untuk merubuhkan menara-menara langgar.

Dengan teriakan takbir dan tahlil yang dahsyat, pasukan mulai menyerang musuh. Mereka bertempur dengan gagah berani. Menumpas siapa saja yang telah mengusik ketenangan umat islam. Dalam sekejap mereka mampu menguasai kembali kota Cilegon. Asisten Residen Gabriel pun berhasil dibunuh dalam pertempuran. Dia yang tidak mau terganggu tidurnya dengan suara adzan kini bisa merasakan ketenangan tanpa bisa lagi mendengarkan suara adzan bahkan suara lainnya.

Itulah sepenggal kisah tentang ulama dan umat islam tempo dulu. Mereka akan marah dan bangkit jika agamanya di usik.












---------------------------------------
Hilmanhar, 29 Agustus 2018
Sumber: portalpiyungan.com/ Sabtu, 06 Agustus 2016
nahimunkar.org      



1 comment:

Kunang-kunang kehidupan

Barang kali, jika malam tidak segelap ini Orang akan lupa rasanya terlelap didalam gelap /Sunyi ini memang memaksa kita untuk tetap tingg...