Cantiknya Putri Raja

Disuatu hari hidup seorang putri raja. Putri itu dijuluki sebagai lambang kecantikan pada masa itu.  Konon tigabelas pria mati bunuh diri karna ditolak cintanya oleh putri tersebut. Untuk ukuran seorang putri raja wajahnya tidak bisa dikatakan cantik, bahkan terlihat tak biasa. Bisa dikatakan buruk rupa. Dengan alis yang tebal dan juga hidung yang amat besar. Tubuhnya pun gempal. Lalu mengapa dia dapat dikatakan sebagai lambang kecantikan?

Kisah itu dimulai saat Sang Putri terlahir ke dunia ini. Ratu yang kepayahan saat prosesi kelahiran tidak mampu bertahan dan akhirnya meninggal. Untunglah bayi mungil yang diperjuangkannya, selamat. Raja kehilangan istri tercinta tetapi sebagai gantinya dia mendapatkan bayi perempuan yang mungil. Tapi sayang, kelahirannya yang tidak normal membuat wajah sang putri tidak secantik ibunya. Raja dengan sangat berat hati menerima keadaan itu. Meski jauh di lubuk hatinya dia terus menjerit, meneriakan sumpah-serapah atas kematian wanita yang amat dicintainya sedangkan digantikan dengan sesuatu yang tidak setimpal.  

Putri dibesarkan dengan limpahan kasih sayang. Kasih sayang yang amat dipaksakan. Raja masih membenci takdir yang menjadi miliknya. Tetapi sebagai ayah dia tetap menjalankan tugasnya. Hingga tibalah waktu dimana bayi mungil telah dewasa dan Sang Raja sudah harus memiliki penerus untuk duduk di singgasananya. Maka Ayah bermahkota itu mengirimkan undangan kepada seluruh bangsawan agar mereka mengirimkan salah seorang putranya. Surat itu dalah surat undangan untuk perjodohan putri raja.

Raja merasa sangat cemas dengan apa yang akan terjadi bila putra-putra bangsawan itu melihat kecantikan putri sematawayangnya. Sosoknya sering menyendiri. Putri yang mengetahui hal itu kerap menghibur Sang Ayah. Membuatnya percaya bahwa apapun yang terjadi dia bisa menerima semua. Dia sadar diri bahwa wajahnya tak secantik ‘putri’. Dia pun tengah mempersiapkan segala macam penolakan. Meski begitu hal ini harus tetap dilakukan sebab ini menyangkut masadepan kerajaan. 

Acara itupun tiba, dimana berkumpul ketigabelas pria yang salah satunya akan menjadi seorang pangeran. Mereka dilayani dengan sebaik mungkin. Jamuan makan yang super mewah dan hiburan-hiburan yang disajikan oleh Sang Raja agar membuat mereka senang. Raja merasa sedikit lega ketika semua yang ia persembahkan membuat para tamu undangan terkesan.

Acara intipun tiba. Dimana Sang Raja harus memperlihatkan Putri tercintanya. Datanglah Sang Putri buruk rupa dari atas tangga, turun perlahan menuju kedekat ayahnya yang tengah berada di singgasana. Para Pria terdiam menyaksikan setiap langkah Sang Putri. Terdengar samar suara cekikiran. Raja terhentak, sejenak matanya melirik kesana-kemari untuk menemukan suara hinaan tersebut. Si buruk rupa ini semakin mendekat kearah Sang Raja. Saat dia sampai dan berdiri dihadapan para tamunya. Kemudan dia memberi salam. Suara hinaan yang tadinya terdengar samar justri semakin kencang. Anak-anak bangsawan ini tertawa terbahak-bahak, mereka terlihat sepakat bahwa wajah itu memang patut dapat hinaan. Bagi Sang Raja, suara tawa itu memang tak memecahkan gendang telinga. Tetapi dia tahu benar apa yang terjadi kepada hati anaknya. Karna diapun sama, sama-sama hancur hatinya.

Raja memerintahkan Putrinya kembali kekamarnya. Diapun mengakhiri pesta tersebut. Memerintahkan para bangsawan muda kurang ajar ini pulang kerumah merka. Raja tak tinggal diam atas apa yang mereka lakukan tehadap kehormatannya, kehormatan putrinya. Raja memerintahkan beberapa ajudannya untuk membunuh para pria itu dan membuatnya seoalah-olah mereka telah bunuh diri akibat penolakan yang dilakukan oleh Sang Putri.

Berita itu tersebar dengan cepat. Seperti api yang membakar tisu pesulap. Masyarakat kerajaan mendengar cerita berdasarkan persi Raja. Mereka tahu bahwa anak-anak bangsawan itu memiliki ketampanan yang siapapun wanita pasti mau dipersunting oleh salah satu dari mereka. Berita ini sangat mencengangkan, “Secantik apa sang Putri?” pertanyaan itu yang timbul di benak mereka. Wajahnya tak pernah terlihat oleh sebab itu warga hanya menerka-nerka. Cerita bohong itu mampu membuat mereka tertipu. Putri buruk rupa tersebut di anggap sebagai wanita tercantik sehingga hanya pangeran yang amat tampanlah yang mau ia nikahi. Hingga suatu saat ketika sang putri merasa telah putus asa. Dia pun memutuskan untuk mengakhiri penderitaan Ayahnya. Dia pun mengakhiri dirinya dengan terjun dari lantai atas istana. Tetapi Julukan bahwa Putri adalah lambang kecantikan tak ikut mati. Kisah itu abadi, diceritakan turun temurun oleh warga.




Hilmanhar
30 September 2017

2 comments:

  1. Yahhh kenapa putrinya bunuh diri? Hiks.misalkan dibuat sampai ada pengeran yg mencintai sang putri setulus hati lebih seru kayaknya. Kerajaan pun enggak ikut hancur kan? Hehe

    Oya, kata depan penulisannya dipisah. Di- ke- dari- itu dipisah. Contoh ke depan. Di dekat pintu.

    Keep writing.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ini butuh sebab akibat Mba.. Akan panjang dan ending yang terlalu mainstream hehe
      Makasih atas tanggapannya dan pengetahuannya :D

      Delete

Kunang-kunang kehidupan

Barang kali, jika malam tidak segelap ini Orang akan lupa rasanya terlelap didalam gelap /Sunyi ini memang memaksa kita untuk tetap tingg...