MUADZIN GILA


Di sebuah kampung, tinggalah Mbah Mansur. Mbah mansur adalah tetua disana. Dia mengidap penyakit pikun. Orang-orang disana mengenalnya. Nama Masur sudah tidak asing lagi dikampung itu. Suatu hari Mbah Mansur berbuat hal yang menggemparkan dikampung itu. Mbah Mansur kerap dekat dengan mesjid. Suatu ketika di subuh hari Mbah mansur mendahului muadzin untuk adzan subuh. Dimesjid kampung sebelah adzan sudah berkumandang. Suasana dikampungnya masih hening dan gelap. Dia lihat sekelilingnya tidak ada orang satupun yang adzan untuk menandakan solat subuh. Mbah Mansur pun merasa aman dan langsung ia berudu dengan tata cara yang masih ia ingat saat ia sehat. Kemudian dia masuk kemusola untuk adzan. Mbah mansur menyalakan mic dan dia pun adzan. Suaranya keras dan adzan yang dilantunkan benar. setelah selesai ia pun duduk dan kemudian tak lama datang seorang muadzin. Muadzin keheranan.

"Mbah yang tadi adzan?" Tanya muadzin.

Mbah Mansur tak menanggapi. Dia khusu dengan dzikirnya. Muadzin pun memakluminya.
Muadzin itu kemudian solat subuh tanpa menunggu siapapun. Mbah Mansur menjadi makmumnya. Setelah solat selesai mbah mansur masih berdiam diri dimesjid. Meski begitu muadzin tak berani mengusir Mbah Mansur. Mbah Mansur terkenal sebagai ahli masjid dulunya. Dia sering datang kemasjid untuk solat.

Mbah Mansur duduk hingga pagi hari. Selain muadzin tadi tidak ada satupun warga yang datang untuk soalat subuh hingga pagi itu. Hingga dia ingin pulang akan tetapi ia lupa rumah. Padahal jarak musola kerumahnya tidak jauh. Akhirnya dia melanjutkan duduk dan menyapu musola. Karna penyakitnya itu tiba-tiba dia lupa waktu solat. Dia bewudu kembali untuk solat. Jam sembilan kurang lebih dia kembali adzan.  Suasana kampung tiba-tiba heboh, karena pada saat jam 09.00 terdengar adzan berkumandang.

Warga berbondong-bondong mendatangi mushalla itu meski mereka sudah tahu siapa yang melakukannya. Karna suaranya yang sudah dikenal.
Warga dipenuhi pertanyaan, mengapa Mbah mansur adzan pada jam sembilan Pagi?
Ketika warga sampai di pintu mushalla, Mbah mansur baru selesai adzan dan mematikan mic dan sound system.


“Mbah tahu gak, jam berapa sekarang..??” kata Pak RT. 


Mbah Mansur kebingungan untuk menjawabnya.


“Adzan apa jam segini, Mbah..??” Saut warga.


“Jangan-jangan Mbah sudah ikut aliran sesat!” Sambar Roso dengan nada perihatin.


"Sekarang banyak betul aliran macam-macam" Keluh warga, bergumam. 


Tiba-tiba ada warga yang nyeletuk “Ah, dasar Mbah mansur sudah gila"


“Kalau nggak gila, mana mungkin adzan jam segini..??”


Mbah Mansur yang kebingungan akhirnya angkat bicara. Mungkin saja dia masih mengerti arti kata gila.
“Kalian ini ......,” Jawab Mbah mansur tenang. “Tadi, waktu saya adzan subuh, tidak seorang pun yang datang ke musholla. Sekarang saya adzan jam 9 pagi, kalian malah berbondong-bondong ke mushalla. Satu kampung lagi...! Kalo begitu... SIAPA YANG GILA....???”

Singakat cerita, warga pun pulang satu persatu tanpa protes lagi. Termasuk Pak RT yang kemudian menjauh perlahan-lahan, tak berani melihat wajah Mbah mansur.




-----------------------------------------------------------------------------------------------



https://www.facebook.com/pages/Cahaya-Islam/1824383287700288?fref=photo





1 comment:

Kunang-kunang kehidupan

Barang kali, jika malam tidak segelap ini Orang akan lupa rasanya terlelap didalam gelap /Sunyi ini memang memaksa kita untuk tetap tingg...